Harga emas, sebagai salah satu logam mulia yang paling diminati, terus mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Fenomena ini memicu pertanyaan di kalangan investor dan masyarakat: sampai kapan harga emas akan terus melesat? Dengan melihat berbagai faktor global yang mempengaruhi harga emas, seperti kebijakan moneter, ketidakpastian ekonomi, dan ketegangan geopolitik, kita dapat mencoba untuk memahami dinamika kenaikan harga emas ini.
Table of Contents
ToggleKenaikan Harga Emas yang Tidak Terbendung
Pada Maret 2025, harga emas dunia mencapai level tertinggi sepanjang masa. Mengutip dari Reuters, harga emas di pasar spot menyentuh US$3.050,02 per troy ons pada perdagangan Kamis (20/3/2025). Sementara itu, di Indonesia, harga emas Antam mencetak rekor terbaru, yaitu Rp1.774.000 per gram pada hari yang sama. Kenaikan ini bukanlah fenomena baru, mengingat sejak awal tahun, harga emas terus bergerak naik, dipicu oleh sejumlah faktor yang terus memperkuat daya tarik logam mulia ini sebagai investasi aman (safe haven).
Ketidakpastian ekonomi global, yang diperparah oleh perang dagang serta kebijakan tarif dari berbagai negara besar seperti Amerika Serikat dan China, telah menyebabkan banyak investor beralih ke emas. Selain itu, ketidakstabilan pasar saham juga turut mendorong peralihan investasi ke emas sebagai aset yang lebih stabil.
Harga Emas Dunia (US$/troy ons)
Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Harga Emas
Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas adalah kebijakan moneter global. Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat baru-baru ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level yang rendah, dan mengisyaratkan kemungkinan pemotongan suku bunga lebih lanjut hingga 50 bps pada akhir tahun 2025. Kebijakan ini secara langsung meningkatkan daya tarik emas, mengingat emas tidak menghasilkan bunga seperti obligasi. Ketika suku bunga turun, imbal hasil dari instrumen keuangan lain, seperti obligasi, juga menjadi lebih rendah, sehingga emas menjadi pilihan yang lebih menarik bagi para investor.
Menurut Pakar Kebijakan Publik dan Ekonom UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, suku bunga yang rendah membuat investor lebih memilih emas sebagai tempat berlindung dari ketidakpastian ekonomi. “Ketika pasar saham bergejolak, emas menjadi pelarian utama karena dianggap stabil dalam menjaga nilai aset,” ujarnya.
Emas Sebagai Investasi Safe Haven
Emas telah lama dikenal sebagai aset safe haven, terutama saat terjadi ketidakpastian ekonomi atau geopolitik. Sepanjang tahun 2025, emas mengalami kenaikan harga yang signifikan, didorong oleh ketegangan geopolitik, seperti konflik di Timur Tengah dan ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Konflik ini meningkatkan risiko global dan mendorong para investor untuk mencari aset yang aman, salah satunya adalah emas.
Ahli strategi pasar di IG, Yeap Jun Rong, menegaskan bahwa selama ketegangan geopolitik dan risiko ekonomi global terus meningkat, harga emas akan terus bergerak naik. “Saat ini, tampaknya tidak ada hambatan bagi emas untuk terus naik, dengan ketidakpastian yang meningkat dan inflasi yang lebih tinggi,” jelasnya.
Peluang Investasi Emas di Tengah Ketidakpastian
Dengan harga emas yang terus melambung, pertanyaan yang sering muncul di kalangan investor adalah: kapan waktu yang tepat untuk menjual atau membeli emas? Menurut Lukman Leong, Analis Mata Uang Doo Financial Futures, di tengah kenaikan emas, investor memang sebaiknya mempertimbangkan untuk mengambil keuntungan. Namun, ia juga menyarankan agar tidak menjual seluruh emas, melainkan hanya sekitar 30 persen dari portofolio, dengan peluang untuk membeli kembali jika terjadi koreksi harga.
Investasi emas jangka panjang masih dianggap sebagai pilihan yang bijak, terutama dengan proyeksi inflasi global yang cenderung meningkat. Menurut Andry Satrio Nugroho, Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF, emas adalah instrumen investasi yang disukai masyarakat ketika instrumen investasi lain, seperti saham atau obligasi, tidak menawarkan kepastian imbal hasil. “Emas ini adalah instrumen investasi yang digemari masyarakat ketika instrumen lain tidak menawarkan kepastian return,” ujarnya.
Fluktuasi Nilai Tukar Emas dan Pengaruhnya
Nilai tukar emas juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi harga logam mulia ini. Fluktuasi dalam nilai tukar dolar AS seringkali berbanding terbalik dengan harga emas. Ketika dolar AS melemah, harga emas cenderung naik, karena emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Sebaliknya, ketika dolar AS menguat, harga emas cenderung turun. Pada Maret 2025, melemahnya dolar AS menjadi salah satu alasan utama di balik kenaikan harga emas internasional, sehingga mendorong lebih banyak investor untuk membeli emas sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan ekonomi.
Kesimpulan: Sampai Kapan Harga Emas Terus Melesat?
Dengan kondisi global yang penuh dengan ketidakpastian—baik dari sisi ekonomi, politik, maupun moneter—harga emas diproyeksikan akan terus mengalami kenaikan. Meskipun tidak ada yang dapat memastikan sampai kapan tren ini akan berlanjut, selama ketidakpastian global tetap ada dan suku bunga rendah dipertahankan, logam mulia seperti emas akan terus menjadi pilihan utama bagi investor.
Bagi Anda yang tertarik berinvestasi emas, penting untuk selalu memantau pergerakan harga dan kondisi ekonomi global. Investasi secara bertahap (averaging) mungkin menjadi pilihan yang bijak, terutama di tengah harga emas yang terus mencapai level tertinggi. Dengan begitu, Anda dapat memanfaatkan momentum kenaikan harga emas, sembari mengurangi risiko kerugian jika terjadi koreksi harga di masa mendatang.
Baca Juga: Panduan Lengkap KIP Kuliah 2025: Cara Daftar, Syarat, dan Tips Lolos Seleksi!